Langsung ke konten utama

Filsafat Seni/ Estetika seni

Pemikiran filsafat hanya akan berhenti apabila pemikiran non filsafat juga  berhenti. Filsafat selalu bersifat terus-menerus (perenial). Kehidupan segi dalam dan lingkungan intelektualnya menghadapkan seorang filsuf kepada bentuk persoalan-persoalan yang selalu berubah dan tidak akan membebaskannya dari tugas berfikir lagi. (Kata kunci : filsafat seni, filsuf, simbolisasi ekspresif)

A. Pendahuluan: Kontekstualisasi Filsafat

Pada hakekatnya manusia adalah seorang filsuf. Dengan kat alain seperti yang dikatakan Aristoteles, manusia harus berfilsafat (Hommer and Hunt, 1982: 4). Pernyataan ini menunjukkan dua hal pokok dalam hidup manusia. Pertama, adanya pengakuan mengenai kemampuan manusia untuk berfilsafat. Filsafat merupakan ciri khas manusia. Kedua, semua masalah dapat difilsafatkan. Filsafat dengan metodenya yang khusus, dapat dipakai sebagai pisau menganalisis pengalaman. Dengan demikian, adalah sah bahwa kita mempertanyakan masalah keindahan seni pada umumnya ataupun musik khususnya dari segi filsafat. Filsuf adalah seorang yang saja puas selalu resah, karena ia tidak menerima begitu saja hal-hal yang berlangsung disekitarnya. Ia  mengamatinya, ia tidak begitu saja puas dengan mengamati  fenomena-fenomena yang tampak pada panca inderanya, tetapi ia terdorong oleh kehausan akan pengetahuan untuk menyelidiki fenomena-fenomena tersebut.

B. Berguru Pada Beberapa Filsuf 

Salah satu cara yang layak diikuti untuk memahami filsafat seni, yaitu dengan melacak jejak pemikiran para filsuf. Dalam tulisan ini tidak semua filsuf dapat ditampilkan. Tulisan ini hanya mencoba mengemukakan beberapa filsuf yang dipandang mewakili jamannya. Untuk itu masih terbuka kesempatan yang lebih luas bagi yang berminat meneliti lebih jauh. Filsafat sebagai salah satu bentuk pemikiran reflekstif  membutuhkan pemikiran refleksi. Pemikiran refleksi yang manual dari  kesehariannya dijadikan titik tolak. tidak puas dengan penjelasan- penjelasan dasar yang diberikan oleh intuisi pertama, pemikiran berusaha  mengkonstruksikan seluruh proses kerjanya berdasarkan basis pemikiran.

C. Konklusi : Refleksi filosofis

Bertamasya dengan ide-ide serta karya-karya para filsuf, ternyata  tidak segampang dari apa yang sebelumnya terbayangkan ketika terlontar  pertanyaan :”Apa relevansi filsafat dan seni? Dan bila dipertajam lagi  mengarah pada pertanyaan :”Apa kaitan filsafat denga kehidupan  seniman? Selagi kita mendengar diskusi-diskusi, dialog-dialog yang  mempertajam dan mempertanyakan eksistensi filsafat di suatu perguruan  tinggi kenyataan demikian, belumlah dapat membuka tabir  ketidakmengertian, bahkan ketakacuhan masyarakat seni, untuk apa  sebenarnya kita peduli akan filsafat.  Seni merupakan proses cipta, rasa, dan karsa. Seperti juga sains  dan teknologi. Seni tidak akan ada bila manusia tidak dihadiahi daya cipta.  Adapun yang membedakan proses cipta antara seni dengan sains dan  teknologi adalah bahwa kreatifitas seni amat dipengaruhi oleh rasa  (feeling emotion) sedemikian hebatnya, sehingga rasio yang hakekatnya  hadir pada setiap manusia, kadang kurang mendapat tempat bagi  seniman. Hal ini bukan berarti bahwa seniman tidak pernah bekerja secara rasional.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PHILOSOPHY OF ART Analysing concepts

mengkategorikan kandidat sebagai karya seni menempatkan kita pada posisi untuk memobilisasi satu set  tanggapan seni yang merupakan inti dari kegiatan kami sebagai pemirsa, pendengar, dan  pembaca. Untuk memainkan permainan, kita membutuhkan pegangan pada konsep seni. Dan  itu adalah tugas filsafat analitik seni untuk memastikan bahwa pegangan itu adalah  yang kokoh dengan merefleksikan konsep seni dan mengartikulasikannya  elemen dengan cara yang setepat mungkin.  Seperti yang telah ditunjukkan, konsep seni bukanlah satu-satunya yang  menyibukkan para filsuf analitik seni, meskipun untuk alasan yang baru saja disebutkan, itu  adalah salah satu pusat. Representasi, ekspresi, bentuk artistik, estetika  pengalaman dan sifat estetika juga sangat menarik. Akibatnya,  sebagian besar sisa buku ini akan digunakan untuk menganalisis enam konsep ini.  Konsep lain mungkin telah dipilih untuk analisis; namun, untuk teks  panjang ini, ini harus menyediakan siswa yang bertanya dengan yang bisa dise

NFT

 1. Garuda Cakrawala Pendidikan adalah jurnal penelitian peer-review open-access berkualitas tinggi yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu, Universitas Negeri Yogyakarta (LPPMP - UNY). Horizon Education menyediakan platform yang menyambut dan mengakui makalah penelitian asli empiris berkualitas tinggi tentang pendidikan yang ditulis oleh peneliti, akademisi, profesional, dan praktisi dari seluruh dunia. 2. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Terakreditasi Nasional berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 30/E/KPT/2018 Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (Jurnal Pendidikan Sains Indonesia) [p-ISSN 2339-1286 | e-ISSN 2089-4392] menerbitkan karya tulis ilmiah hasil kajian dan kajian pustaka dalam lingkup pendidikan ilmu pengetahuan alam pada pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Selain itu, jurnal ini juga mencakup isu-isu pendidikan lingkungan & ilmu lingkungan. Jurnal ini bekerjasama dengan Perkumpu

Berkunjung ke pameran

Menurut Ilmu itu harus, jadi saya datang ke kampus, setelah saya datang saya pun baru ingat ada tugas mata kuliah Filsafat seni walaupun saya tidak tahu tugas yang diberikan itu apa lalu saya membuka google classroom saya dan saya membaca apa tugas yang di berikan di mata kuliah Filsafat seni setelah saya mengetahui nya saya pun berfikir jika saya ke museum saya tidak mengerti cara daftarnya saya ingin sekali kesana sebenarnya namun hal yang di sayangkan tidak ada yang mau saya ajak kesana di sebelah sisi saya pun tidak mau jalan sendiri ke museum, setelah saya berfikir.... saya dapat ide di kampus saya universitas Indraprasta banyak sekali pameran saya pun melihat lihat apa saya yang ada di sana. terus saya foto deh untuk tugas ini.